BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Keuntungan Menggunakan SCM
SCM (supply
chain management) atau manajemen rantai pasokan secara global SCM ini
merupakan faktor penentu keberhasilan bagi suppliers,
perusahaan, pelanggan, retailers di
banyak industri. Keuntungan layanan yang terintegrasi untuk mengelola rantai
atau alur supply perusahaan dari
bahan baku atau bahan mentah kemudian diolah hingga menjadi barang jadi atau
barang siap pakai dan sampai barang tersebut tiba di distribusi ritel dan
pelanggan. Berikut adalah keuntungan menggunakan SCM menurut GAC yang merupakan
perusahaan besar yang bergerak di bidang jasa shipping dan logistik yang memiliki 300 offices di 40 negara, yaitu :
1) Pengadaan
Bahan Baku.
SCM akan membantu untuk proses pengadaan bahan baku
yang dilakukan oleh perusahaan. Setelah bahan baku dipesan maka sistem dapat
melakukan pelacakan bahan baku sudah dikirim atau belum, hal ini berguna untuk
memperkirakan atau mengestimasi kapan bahan baku tersebut sampai. Tidak hanya
itu saja, setelah bahan baku sampai maka manajemen akan melakukan persediaan
bahan baku untuk melakukan penyimpanan bahan baku ke gudang. Pada tahap ini
tentu manajemen perusahaan membuat laporan seperti laporan pembelian yang
berguna untuk mengetahui cost yang
dikeluarkan untuk bahan baku dan untuk menentukan harga suatu produk jika
sewaktu-waktu biaya bahan baku tersebut mengalami kenaikan harga.
2) Produksi
Bahan
Setelah
bahan baku sudah ada maka dilakukannya pengujian untuk menentukan bahan baku
tersebut sesuai tidak dengan produk yang ingin dibuat dan membuat beberapa sample bahan produk dari bahan baku yang
ada sebagai suatu contoh bahan produk agar manajemen dapat menilai bahan apa
yang cocok dan bahan mana yang kurang cocok. Lalu dilakukannya proses produksi
yang menghasilkan barang jadi atau barang siap pakai dan setiap barang yang
sudah jadi tentu akan memasuki tahap quality
kontrol yang tentunya bertujuan untuk melakukan pengecekan terhadap barang
tersebut apakah ada yang tidak sesuai atau cacat, seperti hasil pangan yang
didapat tidak sesuai standar perusahaan. Contoh : buah yang terkandung zat
pestisida yang berbahaya untuk dikonsumsi. Pada tahap ini tentu manajemen
perusahaan akan membuat laporan seperti laporan barang jadi dan laporan barang
cacat, guna laporan ini untuk menilai jika pada setiap tahap produksi
menghasilkan barang yang cacat dalam jumlah yang meningkat dari tahap produksi
sebelumnya maka ada kesalahan dalam proses produksi dan harus dilakukannya
perbaikan.
3) Nilai
Tambah
Jika barang
sudah jadi dalam keadaan barang tersebut tidak ada cacat maka dilakukan proses packaging seperti pemberian label atau merek branded dan kemasan seperti
pada packaging kaleng atau plastic yang
aman(tanpa zat berbahaya) untuk digunakan untuk membungkus makanan dan memiliki
desain packaging yang unik.
Tentunya hal ini dapat memberikan nilai tambah pada suatu produk karena jika
packaging produk kurang bagusakan mengurangi minat para pelanggan terhadap
produk kita dan jika packaging produk kita bagus, unik, kreatif dan sebagainya
tentu memikat daya tarik pelanggan terhadap produk kita.
4) Proses
Pesanan
Adanya pesanan
dari para pelanggan maka akan dilakukan proses pesanan yang berguna untuk
memberikan informasi ke pelanggan terhadap barang yang ingin dibelinya tersedia
atau tidak, melakukan
pemeriksaan barang yang dipesan pelanggan untuk memastikan bahwa barang
tersebut tidak ada yang cacat sehingga pelanggan merasa puas dan dilakukannya
proses pembayaran. Pada tahap ini tentu manajemen perusahaan akan
membuat laporan seperti laporan penjualan yang umumnya dibuat per bulan dan
laporan barang laku, hal ini berguna untuk mengetahui keuntungan atau profit yang didapatkan pada bulan
tersebut dan mengetahui produk atau barang mana yang paling diminati pelanggan
dalam kata lain produk mana yang paling laku sehingga manajemen perusahaan dapat
meningkatkan produksi untuk produk tersebut agar kebutuhan pelanggan akan
produk tersebut terpenuhi.
5) Distribusi
Pada distribusi
ini merupakan proses transportasi atau pengiriman barang ke para retailers atau pelanggan dan proses
impor-ekspor produk dengan melakukan kontrol transportasi yang baik dan
pemilihan armada transportasi yang sesuai agar tidak menimbulkan masalah dan
dapat menangani dampak dari cuaca buruk dan sistem dapat melakukan pelacakan
pengiriman barang ini sudah dikirim atau belum dan sudah sejauh mana proses
pengiriman barang tersebut sehingga manajemen perusahaan dapat mengestimasikan
kapan barang tersebut sampai ke tujuan.
3.2 Tahapan Inbound
dan Outbound Logistik
Secara garis besar inbound logistik dan outbound logistik merupakan
tahapan-tahapan atau aktivitas-aktivitas yang melakukan proses pengadaan bahan
mentah à pengolahan
bahan mentah atau pengubahan bahan mentah à
barang jadi atau barang siap pakai. Seperti aktivitas pengolahan makanan dari bahan baku menjadi suatu
makanan, contoh : dari nasi putih dan beberapa bahan lainnya seperti telur,
sayuran, daging, bawang, dan sebagainya menjadi nasi goreng. Berikut
gambar mengenai tahapan inbound dan outbound secara garis besar :
Gambar 3.1 Inbound dan Outbound Logistik
3.2.1 Tahapan Inbound
Logistik
Inbound
logistik yaitu terdiri dari proses pembelian atau pengadaan bahan, penerimaan
bahan, penyimpanan bahan ke inventory,
dan distribusi bahan-bahan masukan yang digunakan oleh perusahaan untuk
menghasilkan suatu produk dan jasa yang akan dijualnya ke pasar.
Gambar 3.2 Tahapan
Inbound Logistik
Beberapa tahapan umum pada inbound logistik :
1)
Sourcing atau Pengadaan
Merupakan langkah pertama pada inbound logistik untuk melakukan pengadaan bahan mentah yang
dibutuhkan suatu perusahaan.
2)
Order Placement
& Expediting
atau Penempatan Pesanan & Kecepatan Pesanan
Untuk menentukan penempatan dari pesanan dan
kecepatan pesanan.
3)
Vendor Supplier atau Pemasok
Untuk menentukan vendor
supplier mana yang akan perusahaan
gunakan untuk pembelian bahan mentah.
4)
Transportation atau
Transportasi
Merupakan proses pengiriman bahan mentah dari vendor supplier ke perusahaan bisa dengan transportasi darat, laut dan
udara, umumnya jika lokasi dekat menggunakan transportasi darat dan jika lokasi
berjauhan seperti beda pulau hingga beda negara maka menggunakan transportasi
laut atau transportasi udara.
5)
Receiving atau Penerimaan
Pesanan
Merupakan proses penerimaan pesanan dari supplier
yang dilakukan oleh perusahaan dan umumnya pesanan tersebut disimpan ke inventory perusahaan terlebih dahulu dan
dilakukan pengecekan kondisi bahan, sesuai atau tidak dengan pesanan. Setelah
proses ini selesai maka akan mengulang ke proses sourcing atau pengadaan jika perusahaan melakukan pengadaan bahan
mentah lagi.
Tujuan Inbound
Logistik :
1)
Memastikan
bahan mentah yang diterima dan menginformasikan untuk dilakukan proses produksi
agar segera tersedia di para retailers
seperti store, department, dan lainnya,
2)
Mendokumentasikan
barang yang diterima dan barang dikembalikan karena cacat atau rusak,
3)
Hanya
menerima bahan yang sesuai dengan pesanan dengan benar,
4)
Menjaga
bahan yang diterima,
5)
Menolak
jika bahan tidak sesuai dengan pesanan,
6)
Melakukan
dokumentasi bahan yang dipesanan agar dapat menentukan tempat penyimpanan atau inventory yang benar. Seperti contoh makanan
berkaleng tidak boleh terkena matahari langsung dan tempat penyimpanan dengan
suhu 27 derajat celcius.
3.2.2 Tahapan Outbound
Logistik
Outbound
logistik yaitu terdiri dari aktivitas-aktivitas yang melibatkan distribusi
produk yang sudah jadi ke para pelanggan dan retailers. Sebagai contoh tas, dompet dan sepatu kulit yang sudah
jadi atau siap pakai dikirim ke para retailers
melalui jasa pengiriman logistic baik
dari internal perusahaan seperti : kurir, maupun eksternal perusahaan seperti :
Tiki, JNE, DHL, Pos Indonesia, dan sebagainya.
Gambar 3.3 Tahapan
Outbound Logistik
Beberapa tahapan
umum pada outbound logistik :
1)
Customer Order atau Pesanan
Pelanggan
Merupakan langkah pertama dari outbound logistik yaitu menerima pesanan suatu produk atau jasa
dari pelanggan.
2)
Order
Transmission
atau Transmisi Pesanan
Melakukan pengecekan order yang dilakukan oleh
pelanggan tersedia atau tidak dan sesuai atau tidak baik itu produk atau jasa.
3)
Order Processing atau Proses
Pesanan
Melakukan proses pesanan dari pelanggan seperti
melakukan packaging barang yang baik agar produk sampai ke pelanggan tidak
rusak.
4)
Order Selection atau Memilih
Pesanan
Melakukan pemilihan atau pengecekan pesanan yang
benar dan tepat, apa ada pesanan yang belum dikirim? jangan sampai pesanan
pelanggan sampai lupa untuk dikirim.
5)
Order
Transportation
atau Transportasi Pesanan
Menentukan transportasi yang digunakan untuk proses
pengiriman barang baik dengan transportasi darat, laut maupun udara.
6)
Customer
Delivery atau
Pengiriman ke Pelanggan
Melakukan pengiriman pesanan kepada pelanggan.
Keuntungan dari outbound logistik :
1)
Pengiriman
tepat waktu maksudnya barang yang dipesan sampai ke tujuan dengan tepat waktu.
2)
Permintaan
pelanggan sempurna maksudnya barang yang dipesan sesuai dengan pesanan dan
tidak rusak.
3.3 Dampak Cuaca
Buruk Terhadap Pengiriman Barang dan Logistik
Setelah barang atau jasa telah jadi dan
akan dilakukan proses pengiriman tentu bukan berarti proses tersebut sudah
selesai dan sempurna. Beberapa masalah kecil saja dapat mengakibatkan proses
pengiriman barang menjadi tertunda ataupun gagal yaitu karena adanya cuaca yang
buruk. Cuaca buruk itu sendiri tidak dapat diprediksi secara akurat kapan cuaca
buruk tersebut datang melanda.
Beberapa contoh cuaca buruk yang
menghambat proses pengiriman barang berupa :
1)
Bagi
Transportasi Darat
Seperti banjir,
tanah longsor, kabut abu vulkanik, dan sebagainya.
2)
Bagi
Transportasi Laut
Seperti gelombang
air laut tinggi, badai, angin kencang dan sebagainya.
3)
Bagi
Transportasi Udara
Seperti badai,
angin kencang, hujan es dan sebagainya.
Cuaca buruk berdampak terhadap
peningkatan waktu dan biaya pengiriman suatu barang. Peningkatan waktu terjadi
dikarenakan cuaca buruk yang tidak memungkinkan untuk melakukan proses
pengiriman dan jika dipaksa untuk melakukan pengiriman maka akan memicu masalah
yang lebih besar lagi seperti kecelakaan yang tentunya dapat memakan korban jiwa
dan juga barang menjadi rusak. Selain peningkatan waktu yang terjadi karena
cuaca buruk tentu ada faktor penghambat lain seperti kerusakan mesin kendaraan,
lalu lintas yang macet, dan sebagainya. Biaya pengiriman terjadi dikarenakan
waktu pengiriman yang lama tentu akan membutuhkan energi yang lebih bagi kendaraan
seperti : bahan bakar maupun pengendara seperti : makan, minum, dan lain-lain
dan biaya lain seperti kerusakan yang terjadi pada bagian kendaraan (ban mobil
bocor, rem tidak berfungsi, baling-baling mesin kapal yang tersangkut sampah,
sistem navigasi pesawat tidak akurat, dan sebagainya)
Pihak-pihak yang terkena dampak
akibat cuaca buruk :
1)
Perusahaan
Menanggung kenaikan biaya dari akibat lamanya
pengiriman barang karena cuaca buruk begitu pula proses pengadaan barang yang
biaya pengirimannya meningkat dan perusahaan menanggung resiko terhadap
kerusakan barang pada saat pengiriman.
2)
Vendor Suppliers
Meningkatnya biaya bahan baku dan mengakibatkan
kenaikan harga jualnya.
3)
Perusahaan
Transportasi
Terjadinya kenaikan tarif biaya operasional seperti
tarif ongkos kirim, tarif asuransi barang jika barang tersebut rusak pada saat
pengiriman dan biaya tambahan selama armada transportasinya mengalami gangguan
karena cuaca buruk.
4)
Masyarakat
atau Pelanggan
Terjadinya kenaikan harga barang, tarif pengiriman
dan barang tidak sampai tepat waktu.
3.4 Cara
Menanggulangi Dampak Cuaca Buruk Terhadap Pengiriman Barang dan Logistik
Beberapa
solusi yang dapat menanggulangi dampak cuaca buruk terhadap pengiriman barang
dan logistik, bagi :
1)
Perusahaan
Meningkatkan
stok atau persediaan barang guna untuk menghindari kemungkinan pengadaan bahan
baku yang telat akibat cuaca buruk sedangkan kebutuhan pelanggan yang terus
meningkat.
2)
Perusahaan
Transportasi
Meningkatkan
armada transportasi berkapasitas besar dan tahan terhadap segala cuaca. Seperti
contoh yang dulunya menggunakan mobil box
kecil diganti dengan mobil truk dan penggunaan dengan fitur cold storage untuk sayur-sayuran,
buah-buahan, daging-dagingan dan makanan dingin (es krim) agar tetap fresh dan tidak rusak atau basi pada
saat proses pengiriman.
3)
Pemerintah
Harus adanya
perbaikan atau pengembangan sarana dan prasarana agar proses pengiriman dapat
berjalan dengan lancar, yaitu dengan cara memperbaiki jalan raya yang rusak,
memperbaiki saluran air agar tidak terjadi banjir karena curah hujan tinggi,
membuat resapan-resapan air untuk mengurangi dampak banjir, penataan wilayah
dengan baik, melakukan pelebaran jalan raya, pengurangan biaya bea cukai,
memberantas preman-preman bea cukai yang umumnya terdapat di pelabuhan barang,
dan menambah armada transportasi yang dapat menampung dengan kapasitas yang
lebih besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar