Senin, 12 Mei 2014

BAB 3 - Pembahasan - Pengaruh Cuaca Buruk Pada Supply Chain Management Logistik Di Perusahaan Pangan

BAB 3
PEMBAHASAN


3.1  Keuntungan Menggunakan SCM
SCM (supply chain management) atau manajemen rantai pasokan secara global SCM ini merupakan faktor penentu keberhasilan bagi suppliers, perusahaan, pelanggan, retailers di banyak industri. Keuntungan layanan yang terintegrasi untuk mengelola rantai atau alur supply perusahaan dari bahan baku atau bahan mentah kemudian diolah hingga menjadi barang jadi atau barang siap pakai dan sampai barang tersebut tiba di distribusi ritel dan pelanggan. Berikut adalah keuntungan menggunakan SCM menurut GAC yang merupakan perusahaan besar yang bergerak di bidang jasa shipping dan logistik yang memiliki 300 offices di 40 negara, yaitu :
1) Pengadaan Bahan Baku.
SCM akan membantu untuk proses pengadaan bahan baku yang dilakukan oleh perusahaan. Setelah bahan baku dipesan maka sistem dapat melakukan pelacakan bahan baku sudah dikirim atau belum, hal ini berguna untuk memperkirakan atau mengestimasi kapan bahan baku tersebut sampai. Tidak hanya itu saja, setelah bahan baku sampai maka manajemen akan melakukan persediaan bahan baku untuk melakukan penyimpanan bahan baku ke gudang. Pada tahap ini tentu manajemen perusahaan membuat laporan seperti laporan pembelian yang berguna untuk mengetahui cost yang dikeluarkan untuk bahan baku dan untuk menentukan harga suatu produk jika sewaktu-waktu biaya bahan baku tersebut mengalami kenaikan harga.  

           2) Produksi Bahan

Setelah bahan baku sudah ada maka dilakukannya pengujian untuk menentukan bahan baku tersebut sesuai tidak dengan produk yang ingin dibuat dan membuat beberapa sample bahan produk dari bahan baku yang ada sebagai suatu contoh bahan produk agar manajemen dapat menilai bahan apa yang cocok dan bahan mana yang kurang cocok. Lalu dilakukannya proses produksi yang menghasilkan barang jadi atau barang siap pakai dan setiap barang yang sudah jadi tentu akan memasuki tahap quality kontrol yang tentunya bertujuan untuk melakukan pengecekan terhadap barang tersebut apakah ada yang tidak sesuai atau cacat, seperti hasil pangan yang didapat tidak sesuai standar perusahaan. Contoh : buah yang terkandung zat pestisida yang berbahaya untuk dikonsumsi. Pada tahap ini tentu manajemen perusahaan akan membuat laporan seperti laporan barang jadi dan laporan barang cacat, guna laporan ini untuk menilai jika pada setiap tahap produksi menghasilkan barang yang cacat dalam jumlah yang meningkat dari tahap produksi sebelumnya maka ada kesalahan dalam proses produksi dan harus dilakukannya perbaikan.

          3) Nilai Tambah
Jika barang sudah jadi dalam keadaan barang tersebut tidak ada cacat maka dilakukan proses packaging seperti pemberian label atau merek branded dan kemasan seperti pada packaging kaleng atau plastic yang aman(tanpa zat berbahaya) untuk digunakan untuk membungkus makanan dan memiliki desain packaging yang unik. Tentunya hal ini dapat memberikan nilai tambah pada suatu produk karena jika packaging produk kurang bagusakan mengurangi minat para pelanggan terhadap produk kita dan jika packaging produk kita bagus, unik, kreatif dan sebagainya tentu memikat daya tarik pelanggan terhadap produk kita.

          4) Proses Pesanan
Adanya pesanan dari para pelanggan maka akan dilakukan proses pesanan yang berguna untuk memberikan informasi ke pelanggan terhadap barang yang ingin dibelinya tersedia atau tidak, melakukan pemeriksaan barang yang dipesan pelanggan untuk memastikan bahwa barang tersebut tidak ada yang cacat sehingga pelanggan merasa puas dan dilakukannya proses pembayaran. Pada tahap ini tentu manajemen perusahaan akan membuat laporan seperti laporan penjualan yang umumnya dibuat per bulan dan laporan barang laku, hal ini berguna untuk mengetahui keuntungan atau profit yang didapatkan pada bulan tersebut dan mengetahui produk atau barang mana yang paling diminati pelanggan dalam kata lain produk mana yang paling laku sehingga manajemen perusahaan dapat meningkatkan produksi untuk produk tersebut agar kebutuhan pelanggan akan produk tersebut terpenuhi.

          5) Distribusi
Pada distribusi ini merupakan proses transportasi atau pengiriman barang ke para retailers atau pelanggan dan proses impor-ekspor produk dengan melakukan kontrol transportasi yang baik dan pemilihan armada transportasi yang sesuai agar tidak menimbulkan masalah dan dapat menangani dampak dari cuaca buruk dan sistem dapat melakukan pelacakan pengiriman barang ini sudah dikirim atau belum dan sudah sejauh mana proses pengiriman barang tersebut sehingga manajemen perusahaan dapat mengestimasikan kapan barang tersebut sampai ke tujuan.

3.2 Tahapan Inbound dan Outbound Logistik
            Secara garis besar inbound logistik dan outbound logistik merupakan tahapan-tahapan atau aktivitas-aktivitas yang melakukan proses pengadaan bahan mentah à pengolahan bahan mentah atau pengubahan bahan mentah à barang jadi atau barang siap pakai. Seperti aktivitas pengolahan makanan dari bahan baku menjadi suatu makanan, contoh : dari nasi putih dan beberapa bahan lainnya seperti telur, sayuran, daging, bawang, dan sebagainya menjadi nasi goreng. Berikut gambar mengenai tahapan inbound dan outbound secara garis besar :


Gambar 3.1 Inbound dan Outbound Logistik
Sumber: www.qad.com

3.2.1 Tahapan Inbound Logistik
            Inbound logistik yaitu terdiri dari proses pembelian atau pengadaan bahan, penerimaan bahan, penyimpanan bahan ke inventory, dan distribusi bahan-bahan masukan yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu produk dan jasa yang akan dijualnya ke pasar.


Gambar 3.2 Tahapan Inbound Logistik

            Beberapa tahapan umum pada inbound logistik :
1)      Sourcing atau Pengadaan
Merupakan langkah pertama pada inbound logistik untuk melakukan pengadaan bahan mentah yang dibutuhkan suatu perusahaan.

2)      Order Placement & Expediting atau Penempatan Pesanan & Kecepatan Pesanan
Untuk menentukan penempatan dari pesanan dan kecepatan pesanan.

3)      Vendor Supplier atau Pemasok
Untuk menentukan vendor supplier mana yang akan perusahaan gunakan untuk pembelian bahan mentah.

4)      Transportation atau Transportasi
Merupakan proses pengiriman bahan mentah dari vendor supplier ke perusahaan bisa dengan transportasi darat, laut dan udara, umumnya jika lokasi dekat menggunakan transportasi darat dan jika lokasi berjauhan seperti beda pulau hingga beda negara maka menggunakan transportasi laut atau transportasi udara.

5)      Receiving atau Penerimaan Pesanan
Merupakan proses penerimaan pesanan dari supplier yang dilakukan oleh perusahaan dan umumnya pesanan tersebut disimpan ke inventory perusahaan terlebih dahulu dan dilakukan pengecekan kondisi bahan, sesuai atau tidak dengan pesanan. Setelah proses ini selesai maka akan mengulang ke proses sourcing atau pengadaan jika perusahaan melakukan pengadaan bahan mentah lagi.

Tujuan Inbound Logistik :
1)      Memastikan bahan mentah yang diterima dan menginformasikan untuk dilakukan proses produksi agar segera tersedia di para retailers seperti store, department, dan lainnya,
2)      Mendokumentasikan barang yang diterima dan barang dikembalikan karena cacat atau rusak,
3)      Hanya menerima bahan yang sesuai dengan pesanan dengan benar,
4)      Menjaga bahan yang diterima,
5)      Menolak jika bahan tidak sesuai dengan pesanan,
6)      Melakukan dokumentasi bahan yang dipesanan agar dapat menentukan tempat penyimpanan atau inventory yang benar. Seperti contoh makanan berkaleng tidak boleh terkena matahari langsung dan tempat penyimpanan dengan suhu 27 derajat celcius.

3.2.2 Tahapan Outbound Logistik
            Outbound logistik yaitu terdiri dari aktivitas-aktivitas yang melibatkan distribusi produk yang sudah jadi ke para pelanggan dan retailers. Sebagai contoh tas, dompet dan sepatu kulit yang sudah jadi atau siap pakai dikirim ke para retailers melalui jasa pengiriman logistic baik dari internal perusahaan seperti : kurir, maupun eksternal perusahaan seperti : Tiki, JNE, DHL, Pos Indonesia, dan sebagainya.


Gambar 3.3 Tahapan Outbound Logistik

Beberapa tahapan umum pada outbound logistik :
1)      Customer Order atau Pesanan Pelanggan
Merupakan langkah pertama dari outbound logistik yaitu menerima pesanan suatu produk atau jasa dari pelanggan.

2)      Order Transmission atau Transmisi Pesanan
Melakukan pengecekan order yang dilakukan oleh pelanggan tersedia atau tidak dan sesuai atau tidak baik itu produk atau jasa.

3)      Order Processing atau Proses Pesanan
Melakukan proses pesanan dari pelanggan seperti melakukan packaging barang yang baik agar produk sampai ke pelanggan tidak rusak.

4)      Order Selection atau Memilih Pesanan
Melakukan pemilihan atau pengecekan pesanan yang benar dan tepat, apa ada pesanan yang belum dikirim? jangan sampai pesanan pelanggan sampai lupa untuk dikirim.

5)      Order Transportation atau Transportasi Pesanan
Menentukan transportasi yang digunakan untuk proses pengiriman barang baik dengan transportasi darat, laut maupun udara.

6)      Customer Delivery atau Pengiriman ke Pelanggan
Melakukan pengiriman pesanan kepada pelanggan.

Keuntungan dari outbound logistik :
1)      Pengiriman tepat waktu maksudnya barang yang dipesan sampai ke tujuan dengan tepat waktu.
2)      Permintaan pelanggan sempurna maksudnya barang yang dipesan sesuai dengan pesanan dan tidak rusak.

3.3 Dampak Cuaca Buruk Terhadap Pengiriman Barang dan Logistik
Setelah barang atau jasa telah jadi dan akan dilakukan proses pengiriman tentu bukan berarti proses tersebut sudah selesai dan sempurna. Beberapa masalah kecil saja dapat mengakibatkan proses pengiriman barang menjadi tertunda ataupun gagal yaitu karena adanya cuaca yang buruk. Cuaca buruk itu sendiri tidak dapat diprediksi secara akurat kapan cuaca buruk tersebut datang melanda.
Beberapa contoh cuaca buruk yang menghambat proses pengiriman barang berupa :
1)      Bagi Transportasi Darat
Seperti banjir, tanah longsor, kabut abu vulkanik, dan sebagainya.

2)      Bagi Transportasi Laut
Seperti gelombang air laut tinggi, badai, angin kencang dan sebagainya.


3)      Bagi Transportasi Udara
Seperti badai, angin kencang, hujan es dan sebagainya.

            Cuaca buruk berdampak terhadap peningkatan waktu dan biaya pengiriman suatu barang. Peningkatan waktu terjadi dikarenakan cuaca buruk yang tidak memungkinkan untuk melakukan proses pengiriman dan jika dipaksa untuk melakukan pengiriman maka akan memicu masalah yang lebih besar lagi seperti kecelakaan yang tentunya dapat memakan korban jiwa dan juga barang menjadi rusak. Selain peningkatan waktu yang terjadi karena cuaca buruk tentu ada faktor penghambat lain seperti kerusakan mesin kendaraan, lalu lintas yang macet, dan sebagainya. Biaya pengiriman terjadi dikarenakan waktu pengiriman yang lama tentu akan membutuhkan energi yang lebih bagi kendaraan seperti : bahan bakar maupun pengendara seperti : makan, minum, dan lain-lain dan biaya lain seperti kerusakan yang terjadi pada bagian kendaraan (ban mobil bocor, rem tidak berfungsi, baling-baling mesin kapal yang tersangkut sampah, sistem navigasi pesawat tidak akurat, dan sebagainya)
           
            Pihak-pihak yang terkena dampak akibat cuaca buruk :
1)      Perusahaan
Menanggung kenaikan biaya dari akibat lamanya pengiriman barang karena cuaca buruk begitu pula proses pengadaan barang yang biaya pengirimannya meningkat dan perusahaan menanggung resiko terhadap kerusakan barang pada saat pengiriman.

2)      Vendor Suppliers
Meningkatnya biaya bahan baku dan mengakibatkan kenaikan harga jualnya.

3)      Perusahaan Transportasi
Terjadinya kenaikan tarif biaya operasional seperti tarif ongkos kirim, tarif asuransi barang jika barang tersebut rusak pada saat pengiriman dan biaya tambahan selama armada transportasinya mengalami gangguan karena cuaca buruk.

4)      Masyarakat atau Pelanggan
Terjadinya kenaikan harga barang, tarif pengiriman dan barang tidak sampai tepat waktu.

3.4 Cara Menanggulangi Dampak Cuaca Buruk Terhadap Pengiriman Barang dan Logistik
Beberapa solusi yang dapat menanggulangi dampak cuaca buruk terhadap pengiriman barang dan logistik, bagi :
1)      Perusahaan
Meningkatkan stok atau persediaan barang guna untuk menghindari kemungkinan pengadaan bahan baku yang telat akibat cuaca buruk sedangkan kebutuhan pelanggan yang terus meningkat.

2)      Perusahaan Transportasi
Meningkatkan armada transportasi berkapasitas besar dan tahan terhadap segala cuaca. Seperti contoh yang dulunya menggunakan mobil box kecil diganti dengan mobil truk dan penggunaan dengan fitur cold storage untuk sayur-sayuran, buah-buahan, daging-dagingan dan makanan dingin (es krim) agar tetap fresh dan tidak rusak atau basi pada saat proses pengiriman.

3)      Pemerintah
Harus adanya perbaikan atau pengembangan sarana dan prasarana agar proses pengiriman dapat berjalan dengan lancar, yaitu dengan cara memperbaiki jalan raya yang rusak, memperbaiki saluran air agar tidak terjadi banjir karena curah hujan tinggi, membuat resapan-resapan air untuk mengurangi dampak banjir, penataan wilayah dengan baik, melakukan pelebaran jalan raya, pengurangan biaya bea cukai, memberantas preman-preman bea cukai yang umumnya terdapat di pelabuhan barang, dan menambah armada transportasi yang dapat menampung dengan kapasitas yang lebih besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar