BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Zat Kimia Dalam Teknologi
Menurut sebuah badan yang bernaung di bawah PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) tentang lingkungan mengatakan bahwa ada 40 juta ton limbah elektronik yang terbuang setiap tahunnya. Amerika serikat dan China merupakan 2 negara yang menyumbang limbah elektronik terbesar. Semakin tua suatu peralatan elektronik maka semakin menumpuk kandungan logam berbahaya yang ada di dalamnya. Komputer atau peralatan elektronik yang telah tua, usang, atau tidak terpakai lama, biasanya di buang begitu saja tanpa memperhatikan cara membuang yang benar, hal itu menyebabkan kandungan bahan kimia berbahaya mencemari lingkungan dan berdampak buruk bagi lingkungan. Berikut beberapa zat-zat kimia berbahaya pada peralatan elektronik:
1. Amerisium
Adalah unsur transuranium yang ditemukan ke-empat. Diidentifikasi oleh Seaborg, James, Morgan, dan Ghiorso pada akhir tahun 1944 ketika masa perang laboratorium metalurgi di Universitas Chicago sebagai hasil reaksi penangkapan neutron yang sukses oleh isotop plutonium dalam reaktor nuklir. Amerisium yang baru dibuat berkilau putih dan dan lebih keperak-perakan daripada plutonium atau neptunium yang dibuat dengan cara yang sama. Lebih mudah ditempa daripada uranium, uranium dan mengusam perlahan-lahan pada udara kering pada suhu kamar. Biasanya digunakan sebagai alat untuk mendeteksi bahaya kebakaran. Amerisium banyak digunakan pada alat untuk mengukur ketebalan kaca radioaktif dan digunakan juga pada sumber radiografi sinar gamma. Bahan ini juga merupakan bahan yang mudah ditempa.
2. Merkuri
Adalah cairan logam perak atau disebut air raksa. Logam ini adalah logam yang ada secara alami, satu-satunya logam pada suhu kamar (25°C) berwujud cair. Biasanya digunakan pada lampu neon, thermostat, monitor layar datar.
3. Sulfur
Sering disebut belerang, adalah unsur dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Belerang ditemukan dalam meteorit, atau terjadi secara alamiah di sekitar daerah pegunungan dan hutan tropis. Sulfur tersebar di alam sebagai pirit, galena, sinabar, stibnite, gipsum, garam epsom, selestit, barit dan lain-lain. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Digunakan pada baterai asam timbal.
4. BFR (Brominated Flame/ Brominated and chlorinated flame retardants)
Adalah bahan kimia persisten dan bioakumulatif yang jenisnya sekarang banyak hadir di lingkungan sekitar kita.Polybrominated diphenyl ethers (PBDEs) adalah salah satu kelompok BFR yang paling umum digunakan untuk membuat beragam bahan-bahan tahan api, termasuk tekstil. Digunakan sebagai bahan penghambat terbakarnya zat organik.
5. Kadmium
Adalah logam berwarna putih perak, lunak, mengkilap, tidak larut dalam basa, mudah bereaksi, serta menghasilkan Kadmium Oksida bila dipanaskan. Logam kadmium (Cd) memiliki karakteristik berwarna putih keperakan seperti logam aluminium, tahan panas, tahan terhadap korosi. Kadmium (Cd) digunakan untuk elektrolisis, bahan pigmen untuk industri cat, enamel dan plastik. Kadmium banyak digunakan pada baterai nikel-kadmium yang mengandung 6-18% kadmium, penghambat terjadinya korosi pada kapal dan untuk peka cahaya resistor.
4. Timbal
Adalah logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi. Keberadaan timbal bisa juga berasal dari hasil aktivitas manusia, yang jumlahnya 300 kali lebih banyak dibandingkan timbal alam. Timbal terkonsentrasi dalam kumpulan biji logam. Unsur ini digunakan dalam bidang industri modern sebagai bahan pembuatan pipa air yang tahan korosi, bahan pembuat cat, baterai, dan campuran bahan bakar bensin. Banyak digunakan pada baterai asam timbal, soldier dan monitor CRT (Cathode Ray Tube).
6. Berilium Oksida
Sangat berguna dalam berbagai kegunaan yang memerlukan konduktor panas yang baik, dan kekuatan serta kekerasan yang tinggi, dan juga titik lebur yang tinggi, seterusnya bertindak sebagai perintang listrik.
7. PVC (Poly Vinil Chloride)
Adalah polimer thermoplastik urutan ke 3, yang digunakan paling banyak ketiga di dunia. Kebanyakan PVC dipakai di bidang konstruksi karena PVC mempunyai sifat relatif murah, tahan lama dan mudah dirangkai. Karena ini, penggunaan PVC dalam pembuatan pipa dan pelengkap pada konstruksi di bangunan banyak digunakan. Sering digunakan sebagai pipa, kabel dan lain – lain. Pada monitor CRT, PVC diletakkan pada plastik penutup dan papan sirkuit dan pada CPU (Central Processing Unit)terdapat pada penutup, kabel dan kawat, serta papan sirkuit.
8. Kromium
Salah satu unsur kimia yang bergolongan logam. Manfaat kromium seperti, tidak akan keropos jika bereaksi dengan air dan oksigen. Setidaknya, kromium hanya kusam sedikit bila terjadi gesekan.
9. Arsenik
Sering digunakan sebagai pengganti dalam biokimia, digunakan sebagai material semi-konduktor dalam papan sirkuit.
3.2 Dampak Sampah Elektronik
Barang-barang elektronik yang sudah tidak terpakai, menjadi sampah yang sering disebut sebagai Electronic Waste (E-waste) dan mengalami peningkatan yang sangat cepat. Hal ini menimbulkan permasalahan ditingkat dunia yang cukup serius. Karena dampak yang ditimbulkan dari peningkatan produksi elektronik dan perlengkapannya adalah masalah E-waste.
E-waste bersifat toksik karena komponennya mengandung logam yang termasuk sebagai bahan beracun dan berbahaya (B3) yang sudah dijelaskan diatas, yang merupakan ancaman bagi kesehatan dan lingkungan.
Merujuk PP Nomor 18 Tahun 1990 jo PP No 85/1999 tentang Pengelolaan Limbah B3, maka limbah tersebut tergolong limbah B3 berkarakter racun. Potensi dampak lingkungan dari E waste sebelumnya telah banyak diteliti dari berbagai sudut pandang, salah satunya adalah mengenai dampak yang ditimbulkan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
Kebanyakan ponsel dan perangkat komputer tua dapat dibongkar dan komponen metal di dalamnya didaur ulang, akan tetaoi menjalankan proses daur ulang ini secara aman membutuhkan waktu yang sangat panjang. Oleh karena itu banyak produsen elektronik yang mengirimkan elektronik bekas ke luar negeri, di mana alat-alat ini dibakar tanpa memperdulikan lingkungan dan kesehatan manusia di sekitarnya.
Lalu, dampak apa saja yang akan kita dapatkan? Berikut dijelaskan:
1. Sampah elektronik ternyata sangat berbahaya bagi kesehatan kita. Barang-barang elektronik dibuat dari bahan-bahan seperti air raksa, kadmium dan timah yang sangat mungkin menyebabkan kanker. Dalam sampah elektronik juga terkandung bahan kimia lain yang sangat berbahaya bagi tubuh kita juga.
2. Sampah elektronik bisa sangat berbahaya bagi lingkungan karena merupakan sumber dari racun dan pencemaran lingkungan. Ada banyak zat karsinogenik yang ada di dalam barang-barang elektronik.
3. Sampah elektronik juga akan mengganggu keindahan lingkungan. Sampah sisa elektronik akan menggunung dan membuat lingkungan terlihat sangat kumuh.
4. Bahaya sampah elektronik tidak hanya berhenti ketika kita membuang sampah-sampah kita saja namun sampai pada pemanfaatan sampah elektronik dengan proses daur ulang. Mendaur ulang sampah-sampah elektronik ini dengan tidak berhati-hati, mereka berpotensi membuat bahaya paparan beberapa zat atau bahan-bahan berbahaya dalam sampah elektronik tersebut menjadi semakin berat.
5. Plastik, khususnya jenis PVC, di dalamnya mengandung unsur klorin yang kita semua tahu bahwa zat itu cukup berbahaya bagi kesehatan, dan sangat sulit sekali terurai di dalam tanah, butuh waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk mengurainya.
6. Risiko dari bahan berbahaya sampah elektronik ini, jika terhisap, bersifat iritatif. Dalam jangka waktu lama menimbulkan efek keracunan, gangguan pada sistem organ dalam tubuh manusia dan hewan. Tentu saja ini mengganggu ekosistem.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012 yang dilansir dari laman Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), produksi elektronik dalam negeri untuk dua jenis barang saja, yakni televisi dan komputer, jumlahnya cukup mencengangkan. Indonesia mampu memproduksi televisi sebanyak 12.500.000 kg per tahun dan mengimpor televisi sebanyak 6.687.082 kg per tahun.
Sementara untuk komputer, Indonesia mampu memproduksi 12.491.899.469 kg per tahun, dengan jumlah impor 35.344.733 kg per tahun. Sementara itu, menurut data Gabungan Elektronika (Gabel) Indonesia, penjualan barang elektronik pada Februari 2013 terlihat ada pertumbuhan sebesar 20 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan pada bulan Februari 2013 ini sebesar Rp2,4 triliun, meningkat dari Februari tahun 2012 lalu sebesar Rp 2,07 triliun.
3.3 Penerapan Green Computing
Sebelum menerapkan green computing, ada baiknya kita mengawali dengan daur ulang sampah elektronik yang benar, baru kita dapat melakukan green computing secara bertahap. Berikut beberapa poin dalam mendaur ulang sampah elektronik:
1. Selama proses desain dan produksi, teknik pengukuran, seperti perubahan penelitian dan proposal desain, menyesuaikan proses teknologi, penggantian dalam penggunaan material dan menggunakan metode yang inovatif dalam proses produksi, dan lain-lain.
2. Selama proses desain, produksi, impor dan penjualan, langkah-langkah seperti identifikasi nama-nama bahan beracun dan zat berbahaya dan elemen dan tingkat kandungannya dan istilah-istilah untuk lingkungan yang digunakan oleh produk elektronik, dan lain-lain.
3. Selama proses penjualan, harus ada pengawasan yang ketat dari saluran pembeli, menahan penjualan barang-barang elektonik yang mengandung B3, menemukan standart industri untuk pengawasan pencemaran oleh produk elektronik.
4. Larangan untuk impor barang-barang elektronik yang gagal memenuhi standar untuk pengawasan B3.
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan dalam melaksanakan konsep green computing. Beberapa diantaranya:
1. Penggunaan sumber energi alternatif: dengan membangun sumber energi alternatif yang ramah lingkungan seperti penggunaan listrik dari tenaga angin, air, cahaya (solar panel), sampai dengan biogas.
2. Penggunaan perangkat komputer dengan konsumsi daya kecil: sampai saat ini, sudah banyak ditemui perangkat komputer dengan konsumsi daya kecil yang berperfoma kecil yang disesuaikan peruntukannya sebagai komputer pengolah dokumen, penjelajah internet, atau untuk menjalankan aplikasi ringan lainnya.
3. Virtualisasi server: virtualisasi server merupakan teknologi yang dapat mengurangi jumlah fisik dari suatu server dengan mendayagunakan suatu server secara optimal.Dengan kata lain, penggunaan virtualisasi server memungkinkan bagi admin untuk mengolah beberapaserver dari satu perangkat saja. Dari hal ini penghematan bagi suatu instansi / perusahaan akan sangat terasa dengan optimalisasi perangkat keras yang tersedia.
4. Manajemen penggunaan daya: dikenal juga denganAdvanced Configuration and Power Interface (ACPI) yang merupakan suatu spesifikasi industri yang terbuka yang memungkinkan perangkat lunak (sistem operasi) mengatur penggunaan daya dari suatu komputer. Dengan cara ini, sistem operasi dapat menonaktifkan komponen komputer seperti monitor ataupun hard disk ketika berada dalam kondisi idle dalam suatu kurun waktu.
5. Daur ulang: proses daur ulang dari suatu perangkat komputer dapat dilakukan dengan mendonasikan perangkat komputer yang masih dapat digunakan tersebut kepada pihak lain yang menampung/ membutuhkan. Sedangkan bagi perangkat komputer yang sudah tidak dapat digunakan barulah dilakukan proses daur ulang sesungguhnya.
6. Penggunaan sistem mobilitas: sudah banyaknya inovasi dari teknologi informasi dari sisi komunikasi memungkinkan setiap orang untuk berkomunikasi melalui VoIP (Voice Over Internet Protocol) yang hal ini berarti mengurangi juga komunikasi dari infrastruktur kabel yang mengurangi penggunaan bahan material logam yang berbahaya.
Untuk lebih mengarah secara komprehensif dan efektif dari pelaksanaan green computing dilakukan pendekatan yang mencakup beberapa bidang dalam pelaksanaannya yaitu:
1. Green Use: pengurangan konsumsi daya dari komputer dan perangkat lainnya, serta penggunaan perangkat-perangkat tersebut dengan cara yang ramah lingkungan.
2. Green Disposal: memperbaharui dan menggunakan kembali perangkat lama dan juga mendaur ulang perangkat elektronik yang sudah tidak dipakai lagi.
3. Green Design: perencanaan penggunaan perangkat-perangkat yang efisien terhadap daya dan ramah lingkungan.
4. Green Manufacturing: pembuatan komponen segala macam perangkat elektronik/perangkat yang berdampak kecil atau bahkan tidak berdampak sama sekali terhadap lingkungan.
Dengan memfokuskan kegiatan pada bidang tersebut, proses pelestarian lingkungan dari bidang IT akan dapat diraih mulai dari proses pembuatan, perencanaan, penggunaan dan daur ulangnya.
3.4 Contoh Penerapan Green Computing Pada Perusahaan
Berikut beberapa perusahaan yang telah menerapkan greencomputing:
1. PT. XL Axiata
Salah satu realisasi gerakan XL Go Green adalah penerapan BTS inovatif. Saat ini ada beberapa jenis BTS inovatif yang dikembangkan XL yang sejalan dengan semangat Go Green. Berikut cara-cara XL dalam mewujudkannya:
·Non-CFC untuk air conditioner (AC), yaitu sejak 2005 XL mengganti standar pelumas AC dari freon(R22) menjadi non-CFC (R410) — termasuk pada BTS-BTS lama. Saat ini sudah 9.000 BTS yang menggunakan Non-CFC, sehingga tidak lagi turut menjadi penyebab penipisan lapisan Ozon.
·Charge Discharge Battery (CDC), merupakan kombinasi antara penggunaan baterai dan genset secara bergantian sehingga mengurangi operasi genset dari 24 jam sehari menjadi hanya 11 jam sehari. Melalui penerapan CDC ini, pihak XL bisa menghemat bahan bakar secara signifikan. Saat ini hampir 600 BTS XL menerapkan CDC.
·BTS dengan Intelligent Ventilation System (IVS), yakni sistem pendinginan dalam shelter yang mengombinasikan antara DC fan dan AC, sehingga pengoperasian AC berkurang hingga 30%. Saat ini sudah ada sekitar 2.700 BTS yang menerapkan sistem IVS.
·Green-BTS, yaitu BTS yang mampu menghemat energi listrik hingga 50%. Kini XL telah mengoperasikan sekitar 12 ribu BTS inovatif yang mampu memberikan hasil maksimal dan sejalan dengan misi hemat energi dan ramah lingkungan.
·Merekondisi baterai yang rusak. Setelah direkondisi, baterai yang sudah rusak bisa kembali dipakai. Upaya rekondisi baterai rusak ini dilakukan karyawan XL, sehingga bisa menghemat biaya untuk pengadaan baterai baru dan mengurangi limbah baterai. Program rekondisi ini berjalan sejak 2007 di semua area operasi XL.
· Peniadaan kertas untuk tagihan pelanggan XL PascaBayar (e-Billing).
· Penggunaan voucher reload pulsa dalam kertas secara minimal.
· Merekayasa daur ulang air limbah dari area perkantoran di Jakarta dengan menggunakan STP Biotech. Melalui upaya daur ulang itu, limbah air dapat digunakan kembali sebagai air layak pakai, dengan kapasitas penghematan 5.000 liter/hari.
· Paperless untuk penggunaan administrasi kantor, seperti slip gaji, buletin, form dan nota dinas.
2. Telkomsel
Telkomsel melakukan Green Data Center dengan fokus pada fasilitas yang mewadahi perangkat ICT dan infrastruktur penting dari operasional Data Center Telkomsel. Berikut upaya Telkomsel dalam green computing:
·Green Data Center merupakan tempat penyimpanan perangkat dengan sistem pendingin, elektrikal, pencahayaan dan IT dirancang untuk memaksimumkan efisiensi energi dan meminimumkan dampak lingkungan
·Peralatan IT dan perangkat lunak dengan konsumsi energi yang rendah, termasuk didalamnya efisiensiPower Supply (Rectifier, UPS & Inverter dll), ITEquipment Fans dan Virtualization.
·Rantai sumber energi seperti efisiensi UPS dan Trafo, distribusi tegangan tinggi, efisiensi motor, penggunaan daya DC (Direct Current), efisiensi dan kendali pencahayaan, serta penggunaan sumber energi terbaru.
·Sistem pendingin (Cooling) seperti optimalisasi aliran udara dengan konsep baru desain ruangan yang memisahkan antara udara panas dan dingin,Liquid/Air Cooling (Musicool), pengkondisian lingkungan, penggunaan DC fan (Exhaust Fan), efisiensi kapasitas pendinginan dan optimasi Plant pendingin.
·Telkomsel telah mulai mengembangkan BTS Hijau (Base Transceiver Station) yang terdiri dari 2 kategori, yaitu BTS yang memanfaatkan sumber-sumber energi alternatif ramah lingkungan untuk menghasilkan tenaga listrik bagi BTS dan BTS yang mengimplementasikan teknologi ramah lingkungan dari sisi konsumsi listrik serta estetika lingkungan.
·Telkomsel fokus pada pengembangan jaringan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan penambahan frekuensi dalam memberikan kualitas kecepatan layanan data dengan tingkat delay yang rendah namun tetap ramah lingkungan.
3. PT Huawei Indonesia
Penerapan green computing telah menjadi komitmen Huawei untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan mengurangi emisi CO2 sesuai dengan slogan GreenCommunications. Berikut beberapa cara Huawei dalam menerapkan green computing:
·Huawei telah berhasil mendaur ulang 80% limbah buang yang terdiri dari daur ulang kertas yang hampir setara dengan pengurangan 240 ton emisi CO2.
·Huawei juga berhasil menekan penggunaan listrik hampir 40% di kantor pusat dengan menggunakan teknologi lampu T5s.
·Huawei juga telah mengadopsi teknologi virtualisasi, yang memungkinkan sejumlah server dengan konsumsi energi tinggi bisa dialihkan ke satu server saja.
Dengan melihat langkah dari penerapan yang telah dilakukan oleh PT XL Axiata, Telkomsel dan PT Huawei Indonesia, saat ini sebagian perusahaan besar di perusahaan telekomunikasi mulai menerapkangreen computing dan melakukan pengelolahan limbah telekomunikasi. Namun dalam menerapkan green computing dan melakukan pengolahan limbah tersebut memerlukan investasi awal yang cukup besar sehingga memerlukan suatu langkah nyataagar penerepan green computing ini dapat berjalan efektif dan efisien baik dari sisi ekonomis untuk perusahaan dan pengaruhnya bagi lingkungan.
Perusahaan - perusahaan telekomunikasi tersebut dapat secara bersama-sama melakukan recycle perangkatnya yang sudah tidak terpakai lagi, seperti mendaur ulang kembali baterai, handphone, dan perangkat lainnya yang sudah tidak terpakai untuk dimanfaatkan kembali. perusahaan telekomunkasi juga bisa bersama-sama menggunakanserver yang sama untuk meminimalisasi penggunaan energi, lalu perusahaan telekomunikasi bisa menggunakan solar cell dan micro-hydro untuk energi alternatif BTS-nya.